Menyelami Ayat-ayat Hati

Pages

  • Beranda

Time


Blog Archive

  • ▼  2012 (93)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (16)
    • ▼  April (71)
      • ※˙˙°◎,♥ Duhai Hatiku ♥,◎°˙˙※
      • ** Untukmu Muslimah **
      • * RENUNGAN* DOA yang tdk dikabulkan
      • (¯`*•.¸☆♥ CINTA DALAM PERNIKAHAN ♥☆ ¸.•*´¯)
      • * JADIKANLAH SABAR DAN SHOLAT SEBAGAI PENOLONGMU*
      • ‎(¯`*•.¸☆♥*KU TUNGGU PINANGANMU*♥☆¸.•*´¯)
      • (¯`*•.¸☆♥C♥I♥N♥T♥A♥☆¸.•*´¯)
      • (¯`*•.¸☆♥Ya ALLAH, Bolehkan Aku Mencintainya ♥☆¸.•...
      • ‎(¯`*•.¸☆♥ CINTA YANG DIHIANATI ♥☆¸.•*´¯)
      • ~*:: UJIAN ALLAH ::*~
      • (¯`*•.¸☆♥ DERAJAT CINTA ♥☆¸.•*´¯)
      • ♥~♥♥~♥ C I N T A♥~♥♥~♥
      • .♥.• -KEKAYAAN ALLAH DIBERIKAN DENGAN ADIL-♥*
      • MERAIH RIDHO ALLAH
      • ‎* D O A * By @Ririn Hartono tuk suami tersayang d...
      • MIMPIKU KARENA RINDU
      • Kata hati seorang kakak & adek kepada Papah & Mamah
      • ♥ Doa Seorang Anak ♥
      • KEUTAMAAN HARI JUMAT SESUAI SUNNAH ROSUL
      • AYAT HATI YANG TERSIMPAN
      • RENUNGAN DIRI
      • Perasaan seorang calon menantu kepada calon Ibu me...
      • DEKATKANLAH AKU PADA-MU, YA ALLAH.....
      • MUHASABAH
      • PENCINTA DAKWAH ISLAM
      • MENDIDIK ANAK SECARA ISLAM
      • PADANG MAHSYAR
      • LARANGAN MENDURHAKAI ORANG TUA
      • SUAMI ADALAH SURGA DAN NERAKA
      • AHLI SURGA MENJAGA AURAT
      • SIAPKAH UNTUK BERJILBAB
      • SABDA RASULULLAH
      • ALLAH BERSAMA KITA
      • DALAM TANYA
      • RIDHO SEORANG SUAMI KEPADA ISTRI
      • SABAR SERTA BERSYUKUR KEPADA ALLAH SWT
      • SODAQOH
      • SEMUA AMAL TERGANTUNG PADA NIAT
      • HIDUP TERINDAH
      • ISTIQOMAH & TAFAKUR KEPADA ALLH SWT
      • MENGHADAPI SAKIT DAN KEMATIAN
      • I LOVE ALLAH
      • TO PENCINTA ILLAHI
      • AMALAN SHOLAT MALAM (SUNNAH), PUASA, BERZIKIR
      • "GALAU" dalam pandangan Islam
      • CINTA DALAM PANDANGAN ISLAM
      • ALHAMDULILLAH
      • CINTA YANG INDAH SESUAI DENGAN SYARIAT ALLAH SWT
      • Berihtiar
      • Mata Hati
      • Ketentuan Allah yang terbaik
      • Tantangan dihadapi dengan ikhlas
      • cERMINAN DIRI
      • AMALAN
      • Persiapkan amal serta ibadah kita
      • سبحـان ﷲ وبحـمده سبـحان ﷲ العظيـــم ♥
      • KETIKA UJIAN DATANG
      • HADAPI TANTANGAN
      • Senyum Adalah Sedekah |
      • Suara hati istri
      • Senyum Adalah Sedekah |
      • KETETAPAN HATI UNTUK BERJILBAB
      • WANITA SHOLEHA
      • BELAJAR DARI SUATU
      • TANTANGAN SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN
      • UJIAN DARI ALLAH SWT
      • (¯`*•.¸☆♥ Jangan Pernah Putus Asa ♥☆¸.•*´¯)
      • *KUMPULAN RAHASIA YANG ADA PADA PRIA*
      • Wanita Muslimah
      • ♥Nasehat Suami kepada Istri yang tersayang♥
      • Surat dari papah untuk mamah

About Me

Foto Saya
Kusetyorini ♥
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Seorang penulis yang lahir 15 Maret 1969, Menikah 6 April 1997 dengan Tonny (suamiku yang sangat kucintai), memiliki 2 orang anak yg cantik yang bernama Liea & Vienna :) my motto: ora et la bora (belajar dan berdoa)
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

2010!

Cuteki cards birthday

2012!

Cuteki cute ecards

2011!

Cuteki kawaii

Followers

Jumat, 27 April 2012

RENUNGAN DIRI

(¯`*•.¸♥☆ Menghias Hati Dengan Menangis ☆♥¸.•*´¯)




(¯`v´¯)
`•.¸.•´


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Sahabat suadaraku fillah...mari hiasi hati kita dengan menangis..

Sabda Baginda Rasulullah Sallallahu`alaihi wasallam: “Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”
(HR. Bukhari dan Muslim)


Menyadari bahawa dosa diri tak akan terpikul di pundak orang lain.
Indahnya hidup dengan celupan iman. Saat itulah terasa bahwa dunia bukan segala-galanya. Ada yang jauh lebih besar dari yang ada di depan mata. Semuanya teramat kecil dibanding dengan balasan dan siksa Allah subhanahu wa ta'ala.

Siapa pun kita, jangan pernah berpikir bahwa dosa-dosa yang telah dilakukan akan terpikul di pundak orang lain. Siapa pun. Pemimpinkah, tokoh yang punya banyak pengikutkah, orang kayakah. Semua kebaikan dan keburukan akan kembali ke pelakunya.

Maha Benar Allah dengan firman-Nya dalam surah Al-An’am ayat 164. “…Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.”


Duhai sahabat saudaraku fillah...Lalu, pernahkah kita menghitung-hitung dosa yang telah kita lakukan. Seberapa banyak dan besar dosa-dosa itu. Jangan-jangan, hitungannya tak beda dengan jumlah nikmat Allah yang kita terima. Atau bahkan, jauh lebih banyak lagi. Masihkah kita merasa aman dengan mutu diri seperti itu. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun mampu menjamin bahwa esok kita belum berpisah dengan dunia. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun bisa yakin bahwa esok ia masih bisa beramal. Belumkah tersadar kalau kelak masing-masing kita sibuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan.

Menyadari bahwa diri teramat hina di hadapan Yang Maha Agung.



Di antara keindahan iman adalah anugerah pemahaman bahawa kita begitu hina di hadapan Allah Subhanahu wa ta'ala. Saat itulah, seorang hamba menemukan jati diri yang sebenarnya. Ia datang ke dunia ini tanpa membawa apa-apa. Dan akan kembali dengan selembar kain putih. Itu pun karena jasa baik orang lain. Apa yang kita dapatkan pun tak lebih dari anugerah Allah yang tersalur lewat lingkungan. Kita pandai karena orang tua menyekolahkan kita. Kerana itulah sunnatullah yang menjadi kelaziman bagi setiap orang tua. Kekayaan yang kita peroleh bisa berasal dari warisan orang tua atau karena berkah lingkungan yang lagi-lagi Allah titipkan buat kita. Kita begitu faqir di hadapan Allah Subhanahu wa ta'ala.

Seperti itulah Allah nyatakan dalam surah Faathir ayat 15 sampai 17:

“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.”


Menyadari bahwa syurga tak akan dapat masuk hanya dengan amal yang sedikit.

Mungkin, pernah terangan-angan dalam benak kita bahwa sudah menjadi kemestian kalau Allah Subhanahu wa ta'ala. akan memasukkan kita kedalam syurga. Fikiran itu mengalir lantaran merasa diri telah begitu banyak beramal. Siang malam, tak henti-hentinya kita menunaikan ibadah. “Pasti, pasti saya akan masuk surga,” begitulah keyakinan diri itu muncul karena melihat amal diri sudah lebih dari cukup.

Namun, ketika perbandingan nilai dilayangkan jauh ke generasi sahabat Rasul, kita akan melihat pemandangan lain. Bahawa, para generasi zaman sahabat pun tidak pernah aman kalau mereka pasti masuk syurga. Dan seperti itulah dasar pijakan mereka ketika ada order-order baru yang diperintahkan Rasulullah. Begitulah ketika turun perintah hijrah. Mereka menatap segala bayang-bayang suram, soal sanak keluarga yang ditinggal, harta yang pasti akan disita, dengan satu harapan: Allah pasti akan memberikan balasan yang terbaik. Dan itu adalah pilihan yang tak boleh disia-siakan. Begitu pun ketika secara tidak disengaja, Allah mempertemukan mereka dengan pasukan yang tiga kali lebih banyak dalam daerah yang bernama Badar. Dan taruhan saat itu bukan hal sepele: nyawa. Lagi-lagi, semua itu mereka tempuh demi menyongsong investasi besar, meraih surga.

Begitulah Allah menggambarkan mereka dalam surah Albaqarah ayat 214.

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat'.

Menyadari bahwa azab Allah teramat pedih.


Apa yang bisa kita bayangkan ketika suatu ketika semua manusia berkumpul dalam tempat luas yang tak seorang pun punya hak istimewa kecuali dengan izin Allah. Jangankan hak istimewa, pakaian pun tak ada. Yang jelas dalam benak manusia saat itu cuma pada dua pilihan: syurga atau neraka. Di dua tempat itulah pilihan akhir nasib seorang anak manusia.

“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (QS. 80: 34-37)

Mulailah bayang-bayang pedihnya siksa neraka tergambar jelas. Kematian di dunia cuma sekali. Sementara, di neraka orang tidak pernah mati. Selamanya merasakan pedihnya siksa. Terus, dan selamanya. Seperti apa siksa neraka, Rasulullah Sallallahu`alaihi wasallam. pernah menggambarkan sebuah contoh siksa yang paling ringan.

“Sesungguhnya seringan-ringan siksa penghuni neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada itu, padahal itu adalah siksaan yang paling ringan bagi penghuni neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sahabat saudaraku fillah...belum saatnyakah kita menangis di hadapan Allah. Atau jangan-jangan, hati kita sudah teramat keras untuk tersentuh dengan kekuasaan Allah yang teramat jelas di hadapan kita.

Imam Ghazali pernah memberi nasihat, jika seorang hamba Allah tidak lagi mudah menangis karena takut dengan kekuasaan Allah, justru menangislah karena ketidakmampuan itu.


Wallahu a'lam bish showwab
❀Sedikit renungan diri, semoga bermanfaat❀

Diposting oleh Kusetyorini ♥ di 17.11
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama
Langganan: Posting Komentar (Atom)
@ 2011 Menyelami Ayat-ayat Hati; Many thanks to: Blogger Templates / blog Design Company / SEO / free template Blog