Rabu, 25 April 2012
Suara hati istri
[Diary Istri VS Diary Suami]
--- Diary Sang Istri -----
Rabu- 26 April 2012
Dia bertingkah aneh, sehingga dia mungkin marah karena aku mungkin dipikirnya terlalu banyak kesalahan yang dia tdk inginkan, ini dikarenakan dia adalah pemimpin dalam rumah tangga, sebagai imam, tetapi bukan berarti aku tidak berarti apa-apa buat nya karena aku tidak bisa mencari rezeki, dan tidak boleh tahu apa2, apalagi soal gaji, uang yang didapat dr luar, dll, dia tidak berkomentar. Sepertinya dia menutupi semuanya, merasa dia yg berhak mengatur segala sesuatunya/tdk transparan / tdk jujur kpd istri.
Ngobrolnya nggak nyambung, jadi aku usul kita di tempat tidur aja bicaraanya/ ngobrolnya agak enak, tapi tetap diam dan berjarak. Terkadang juga omongan dan ide aku hanya sekedar basa-basi yang sekedar menghormati saja dan tidak berarti apa-apa.
Aku tanyakan ” apa ada yang salah “,
dia menjawab ” tak ada “.
Aku tanyakan apakah kesalahanku yang membuatnya kesal, dia bilang hal ini tidak ada kaitannya denganku dan minta aku gak usah khawatir.
Kubilang aku mencintainya, dia cuman tersenyum tipis
Aku tidak bisa menjelaskan perangainya sore itu. Aku tak habis fikir kenapa dia tak menjawab, ” Aku juga cinta kamu “.
Sesampainya dirumah aku merasa kehilangan dia, dan seolah olah dia tak menghendaki aku lagi. dia hanya duduk dan menonton didepan tv, dia terlihat jauh dan menghilang……
Akhirnya aku putuskan untuk tidur. Sekitar 10 menit kemudian, dia menyusul ke kamar. Aku nggak tahan lagi, aku putuskan untuk menghadapinya dan menanyakan soal sebenarnya, tapi dia langsung tertidur.
Aku mulai menangis sampai tertidur. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Hidupku serasa kiamat..
----------
---- Diary Sang Suami----
Rabu, 25 April 2012
--- Diary Sang Istri -----
Rabu- 26 April 2012
Dia bertingkah aneh, sehingga dia mungkin marah karena aku mungkin dipikirnya terlalu banyak kesalahan yang dia tdk inginkan, ini dikarenakan dia adalah pemimpin dalam rumah tangga, sebagai imam, tetapi bukan berarti aku tidak berarti apa-apa buat nya karena aku tidak bisa mencari rezeki, dan tidak boleh tahu apa2, apalagi soal gaji, uang yang didapat dr luar, dll, dia tidak berkomentar. Sepertinya dia menutupi semuanya, merasa dia yg berhak mengatur segala sesuatunya/tdk transparan / tdk jujur kpd istri.
Ngobrolnya nggak nyambung, jadi aku usul kita di tempat tidur aja bicaraanya/ ngobrolnya agak enak, tapi tetap diam dan berjarak. Terkadang juga omongan dan ide aku hanya sekedar basa-basi yang sekedar menghormati saja dan tidak berarti apa-apa.
Aku tanyakan ” apa ada yang salah “,
dia menjawab ” tak ada “.
Aku tanyakan apakah kesalahanku yang membuatnya kesal, dia bilang hal ini tidak ada kaitannya denganku dan minta aku gak usah khawatir.
Kubilang aku mencintainya, dia cuman tersenyum tipis
Aku tidak bisa menjelaskan perangainya sore itu. Aku tak habis fikir kenapa dia tak menjawab, ” Aku juga cinta kamu “.
Sesampainya dirumah aku merasa kehilangan dia, dan seolah olah dia tak menghendaki aku lagi. dia hanya duduk dan menonton didepan tv, dia terlihat jauh dan menghilang……
Akhirnya aku putuskan untuk tidur. Sekitar 10 menit kemudian, dia menyusul ke kamar. Aku nggak tahan lagi, aku putuskan untuk menghadapinya dan menanyakan soal sebenarnya, tapi dia langsung tertidur.
Aku mulai menangis sampai tertidur. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Hidupku serasa kiamat..
----------
---- Diary Sang Suami----
Rabu, 25 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar